Ditulis oleh Administrator
Selasa, 12 Februari 2019, para siswa kelas 7 SMP Taruna Bangsa belajar mengenai Bangun Datar ; Segi Empat dan Segi Tiga. Mereka diajak oleh Ibu Fabiana untuk mencari rumusan tentang Keliling suatu bangun datar.
Para siswa secara berkelompok mengukur sisi-sisi contoh segi empat maupuan segitiga. Setelah itu mereka ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan untuk mencari keliling dari masing-masing bentuk bidang datar.
Lihatlah mereka! Begitu asyiknya untuk melakukan kegiatan ini.
Ditulis oleh Administrator
Sekolah Taruna Bangsa, pada hari Kamis, 17 Januari 2019 menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Character Building yang diikuti oleh 38 peserta didik dari tingkat SMA yang bertempat di ruang tari Sekolah Taruna Bangsa. Meraih sukses dengan menjadi peserta didik yang berkarakter merupakan wujud implementasi dari kegiatan ini nantinya. Membangun karakter para peserta didik itu sangat penting dilakukan karena peserta didik merupakan generasi penerus bangsa serta motor penggerak kemajuan dan kemandirian bangsa pada masa depan. Oleh karena itu, menciptakan karakter yang unik yang dapat menjadi identitas diri di mana tidak dimiliki oleh peserta didik lain merupakan bekal soft skill yang perlu dimiliki oleh setiap peserta didik.
Pada pelatihan ini dipandu oleh Bapak Paulus Tri Wahyudi dan Bapak Victor. Pelatihan diawali dengan beberapa games yang memotivasi peserta didik untuk memahami karakter mereka, yakni setiap insan manusia adalah unik.
Para Peserta Didik Sangat Serius Memperhatikan Praktek Menghargai Orang Lain Ketika Berbicara
Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan kepada para peserta didik cara untuk memberdayakan potensi dalam diri dan juga belajar mengambil keputusan untuk diri sendiri tanpa terpengaruh orang. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini dibagi ke dalam beberapa sesi. Setiap sesi diisi dengan games yang dapat mencairkan suasana dan juga dapat memotivasi para peserta didik untuk lebih berani dalam berekspresi dan ada satu sesi semua peserta diharuskan untuk tidur selama 15 menit.
Games Patung Pancoran Sesi Hypnotherapy
Para peserta didik, juga dilibatkan secara aktif dalam aktivitas indoor, menonton motivated film, dan games yang atraktif dan menarik sehingga pemahaman lebih komprehensif dan menarik. Oleh Karena itu, diharapkan para peserta didik dapat menentukan tujuan dan masa depan hidupnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, strategi belajar, maupun manajemen diri guna peningkatan kualitas setiap peserta didik.
Games Mengejar Atau Menghindar Mencari Potongan Gambar Profesi Dan
Dijadikan Sebagai Impian
Ditulis oleh Administrator
Saling menghargai adalah nilai dasar untuk hidup berdampingan dalam masyarakat yang majemuk. Rasa saling menghargai perlu dipupuk sejak dini agar para siswa dan siswi menjadi pribadi yang berkualitas. Menyadari hal ini maka pada tanggal 10 Januari 2019 SMP Taruna Bangsa mengadakan seminar yang bertemakan “Menghargai Diri Sendiri dan Orang Lain” yang dibuka secara resmi oleh Ibu Kepala Sekolah SMP. Seminar ini dibawakan oleh Bapak Paulus, melalui seminar ini diharapkan agar para siswa dan siswi SMP Taruna Bangsa bisa menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan dapat hidup secara berdampingan.
Ibu Kepala Sekolah SMP Taruna Bangsa Membuka Seminar
Seminar ini terbagi menjadi beberapa sesi yang sangat menarik, sesi pertama dibuka dengan memberikan nilai tentang cara berbicara dan menghargai ketika orang lain sedang berbicara, dilanjutkan dengan perkenalan pembicara beserta dengan timnya. Pada sesi ini Bapak Paulus kerap meminta siswa dan siswi melakukan tepuk pramuka untuk mencairkan suasana, berikutnya Bapak Paulus meminta para siswa dan siswi menggambar pemandangan pada secarik kertas yang kemudian akan ditebak maknanya oleh Bapak Paulus.
Praktek Menghargai Orang Lain Ketika Berbicara
Pada sesi ini Bapak Paulus juga memupuk kepercayaan diri dan melawan rasa takut dengan meminta lima orang siswa dan siswi untuk maju kedepan. Mereka diminta untuk melakukan beberapa gerakan.
Pada aktivitas berikutnya Bapak Paulus mengajak para siswa dan siswi melakukan permainan “Tugu Pancoran” yang merupakan perpaduan gerakan yang dilakukan oleh lima orang yang maju ke depan sebelumya. Permainan “Tugu Pancoran” merupakan perpaduan dari gerakan tugu pancoran yang terdiri dari satu orang, gerakan ojek yang terdiri dari dua orang, gerakan lampu merah yang terdiri dari tiga orang, gerakan mawar yang terdiri dari empat orang, dan gerakan sampan yang terdiri dari lima orang. Permainan “Tugu Pancoran” dimainkan dengan mengikuti instruksi dari pembicara. Pokok inti dari sesi ini adalah mengajarkan siswa dan siswi untuk fokus, menganalisa dan mengambil pembelajaran dari setiap hal yang terjadi sehari hari.
Para Siswa dan Siswi Bermain Tugu Pancoran Dengan Sangat Antusias
Sesi kedua dimulai dengan pembicara yang menanyakan aplikasi yang kerap digunakan oleh siswa dan siswi di handphonenya. Pembicara juga mengajarkan untuk menggunakan handphone dengan benar, pembelajaran ini diawali dengan meminta siswa dan siswi untuk menuliskan lima kalimat “Saya bersyukur akan …” di aplikasi note pada handphone mereka masing-masing. Pada sesi ini pembicara juga menjelaskan tentang “Alaram tubuh” yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh tubuh manusia berdasarkan pada kebiasaan sehari-hari yang dilakukannya. Pembicara juga menjelaskan bahwa untuk membiasakan diri akan suatu kebiasaan yang baru diperlukan waktu dua puluh satu hari. Pada aktivitas berikutnya Pembicara meminta setiap kelas untuk membuat kelompok di aplikasi WhatsApp untuk menerapkan kebiasaan baru selama dua puluh satu hari. Kelompok tersebut diminta menuliskan lima kalimat “Saya Bersyukur akan…”. Kemudian para siswa diajak untuk menyimak sebuah video singkat yang berjudul “Ayo Memuji” disini kita diajak untuk mencari hal positif dari setiap orang.
Para Siswa dan Siswi Mencari Inspirasi dari Potongan Gambar di Surat Kabar
Sesi ketiga dimulai dengan sebuah permainan yang meminta para siswa dan siswi untuk berdiri dengan urut berdasarkan tinggi badan, kemudian meminta berubah urutannya berdasarkan bulan lahir, kemudian pembicara kembali meminta untuk merubah urutan berdasarkan tanggal lahir. Semua kegiatan ini dilakukan tanpa berkomunikasi secara verbal antar siswa. Melalui permainan ini diharapkan siswa dan siswi menjadi lebih kompak.
Pada kegiatan berikutnya pembicara membuat kelompok dari siswa dan siswi, setiap kelompok dibagikan surat kabar, masing-masing anggota kelompok akan mengambil potongan gambar dari surat kabar tersebut untuk menuliskan narasi mengenai inspirasi yang didapat berdasarkan gambar tersebut.
Pada akhir seminar Bapak Paulus memberikan perumpamaan tentang “Singa yang baik dan singa yang jahat” melalui perumpamaan ini pembicara menyampaikan untuk lebih sering berkelakuan baik. Pembicara juga mengingatkan untuk selalu mengejar impian dengan mengajak siswa dan siswi meninjau kembali apakah yang mereka lakukan hari itu membawa mereka semakin dekat atau menjauh dari impiannya.
Keceriaan Para Siswa dan Siswi Bersama Guru Setelah Seminar Berakhir
Ditulis oleh Administrator
Bencana merupakan kejadian khusus karena tidak bisa dipastikan kapan dan di mana akan terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mempersiapkan reaksi siswa serta memperbaiki sikap dan kemampuan siswa menghadapi bencana.
Bogor merupakan wilayah yang masuk kategori zona rawan bencana, khususnya gempa bumi. Hal ini mendorong Sekolah Taruna Bangsa untuk mengadakan pelatihan dan simulasi gempa bumi untuk para siswanya. Berawal dari ide Kepala Bidang Pemetaan di Badan Informasi Geospasial (BIG) yang juga salah satu orang tua siswa Sekolah Taruna Bangsa, pada hari Jumat, 14 Desember 2018. Pelatihan dan Simulasi Gempa Bumi pun dilaksanakan. Dalam kegiatan tersebut warga Sekolah Taruna Bangsa diperkenalkan bentuk-bentuk bencana, cara menyikapi, dan urutan-urutan teknis dalam menyelamatkan diri dari bencana gempa bumi. Selain itu, warga Sekolah Taruna Bangsa juga menjalani simulasi penyelamatan diri dan evakuasi saat bencana gempa bumi. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Sekolah Taruna Bangsa dan BIG menggandeng BNPB (Badan Nasional Penanganan Bencana) dan Yayasan Save The Children.
Simulasi dimulai dengan pembunyian bel panjang 3x pertanda terjadi gempa. Seluruh warga melakukan prosedur penyelamatan. Setelah ada aba-aba untuk bergerak dan melakukan evakuasi, seluruh warga diarahkan menuju titik kumpul. Di titik kumpul wali kelas melakukan pengecekan terhadap setiap siswa dengan cara mengabsen nama siswa ataupun dengan cara hitung nomor absen. Setelah dicek dan diberi umpan balik, seluruh warga sekolah diarahkan kembali ke kelas dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya.
Pelatihan dan simulasi gempa ini merupakan simulasi yang pertama dan akan dijadikan bahan evaluasi untuk kegiatan yang akan datang. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengedukasi warga Sekolah Taruna Bangsa dalam menghadapi bencana. Diharapkan dengan ada dan seringnya kegitan seperti ini, warga Sekolah Taruna Bangsa menjadi lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana. Dengan kata lain, kegiatan ini merupakan upaya Sekolah Taruna Bangsa menuju sekolah tanggap bencana.
JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL
![]() | Hari ini | 155 |
![]() | Kemarin | 200 |
![]() | Minggu Ini | 1283 |
![]() | Bulan Ini | 5579 |
![]() | Total Pengunjung | 538456 |